Jamaludin
Darwis mendefinisikan teori konvergensi
secara bahasa yaitu berasal dari bahasa Inggris dari kata verge
yang artinya menyatu, mendapat awalan con yang artinya menyertai, dan
mendapat akhiran ance sebagai pembentuk kata benda. Sedangkan secara
istilah konvergensi mengandung arti perpaduan antara entitas luar dan dalam,
yaitu antara lingkungan sosial dan hereditas. kamus Inggris Convergence yang
artinya pertemuan pada satu titik. dalam kamus psikologi yang dimaksud aliran
konvergensi adalah interaksi antara faktor hereditas dan faktor lingkungan
dalam proses perkembangan tingkah laku.
Sumadi Surya Brata menegaskan teori
konvergensi yaitu bahwa dalam perkembangan individu itu baik dasar atau
pembawaan maupun lingkungan memainkan peranan penting, bakat kemungkinan telah
ada pada masing-masing individu; akan tetapi bakat yang sudah tersedia itu
perlu menemukan lingkungan yang sesuai supaya dapat berkembang.
Jadi
Menurut aliran ini, hereditas tidak akan berkembang secara wajar apabila tidak
diberi rangsangan dari faktor lingkungan. Sebaliknya, rangsangan lingkungan
tidak akan membina perkembangan tingkah laku baik tanpa didasari oleh faktor
hereditas. Penentuan kepribadian seseorang ditentukan oleh kerja yang integral
(potensi bawaan) maupun faktor eksternal (lingkungan).
Teori
konvergensi ini dipelopori oleh William Lois Stern (1871-1936), Stern adalah
salah satu pelopor dari psikologi modern dan perannya terletak dalam
kemampuannya untuk menyatukan teori-teori yang saling bertentangan untuk
menerangkan tingkah laku, yaitu antara aliran nativisme dan aliran empirisme.
Beliau lahir di Jerman di kota Berlin pada tanggal 29 April 1871. tetapi
meninggal di Amerika Serikat yaitu di Durham, North California pada tanggal 27
Maret 1938.
Aliran
konvergensi lahir dikarenakan adanya perbedaan pendapat tentang dua faktor yang
mempengaruhi perkembangan akhlak anak, yaitu faktor hereditas (keturunan) dan
Milliu (lingkungan). Para ahli didik, ahli biologi, ahli psikologi dan
lain-lainya, memikirkan dan berusaha mencari jawaban atas pertanyaan:
perkembangan manusia itu bergantung kepada pembawaan ataukah lingkungan? Atau
dengan kata lain dalam perkembangan anak muda hingga menjadi dewasa dibawa dari
keturunan (pembawaan) ataukah pengaruh-pengaruh lingkungan? maka dari dua
faktor itu timbul tiga aliran, yaitu:
1. Aliran Nativisme
Aliran nativisme berasal dari kata natus (lahir);
nativis (pembawaan) yang ajarannya memandang manusia (anak manusia)
sejak lahir telah membawa sesuatu kekuatan yang disebut potensi (dasar). Aliran
nativisme ini, bertolak dari leibnitzian tradition yang
menekankan kemampuan dalam diri anak, sehingga faktor lingkungan, termasuk
faktor pendidikan, kurang berpengaruh terhadap perkembangan anak dalam proses
pembelajaran. Dengan kata lain bahwa aliran nativisme berpandangan segala
sesuatunya ditentukan oleh faktor-faktor yang dibawa sejak lahir, jadi
perkembangan individu itu semata-mata dimungkinkan dan ditentukan oleh dasar
turunan, misalnya ; kalau ayahnya pintar, maka kemungkinan besar anaknya juga
pintar.
Para penganut aliran nativisme berpandangan bahwa bayi itu lahir
sudah dengan pembawaan baik dan pembawaan buruk. Oleh karena itu, hasil akhir
pendidikan ditentukan oleh pembawaan yang sudah dibawa sejak lahir. Berdasarkan
pandangan ini, maka keberhasilan pendidikan ditentukan oleh anak didik itu
sendiri. Ditekankan bahwa “yang jahat akan menjadi jahat, dan yang baik menjadi
baik”.
2. Aliran Naturalisme
Naturalisme berasal dari bahasa
latin dari kata nature artinya, alam, tabiat. Dan pembawaan, aliran ini juga
dinamakan negativisme ialah aliran yang meragukan pendidikan untuk perkembangan
seseorang karena dia dilahirkan dengan pembawaan yang baik. Menurut Ngalim
Purwanto aliran Naturalisme adalah pada hakekatnya semua anak (manusia) sejak
dilahirkan adalah baik. Bagaimana hasil perkembangannya kemudian sangat
ditentukan oleh pendidikan yang diterimanya atau yang mempengaruhinya. Jika
pengaruh pendidikan itu baik, akan menjadi baiklah ia; akan tetapi jika
pengaruh itu jelek, akan jelek pula hasilnya.
Pelopor aliran Naturalisme adalah J.
J Rousseu seorang naturalis filosuf bangsa Perancis yang hidup dalam tahun
1712-1778. Dia berpendapat bahwa semua anak adalah baik pada waktu baru datang
dari tangan Sang Pencipta, tetapi semua menjadi rusak di tangan manusia. Oleh
karena itu, sebagai pendidik Rousseau mengajukan pendidikan alam artinya, anak
hendaklah dibiarkan tumbuh berkembang sendiri menurut alamnya; manusia atau
masyarakat jangan banyak menyampurinya.
3. Aliran Empirisme
Teori empirisme berasal dari kata
empiris, berarti pengalaman. Jadi teori ini mempunyai maksud bahwa perkembangan
itu semata-mata tergantung kepada faktor lingkungan saja. Aliran empirisme ini
mengasumsikan bahwa anak yang baru lahir itu seperti kertas yang masih bersih
(tabularasa). Sehingga perkembangan anak itu, baik buruknya ditentukan oleh
faktor lingkungan saja, sedangkan faktor bawaan tidak berpengaruh. Jadi
lingkungan di mana anak itu hidup adalah faktor terpenting yang membentuk
kepribadian anak tersebut.
Aliran empirisme ini ternyata tidak
tahan uji, dalam arti aliran ini tidak dapat menjawab masalah-masalah yang
timbul dalam masyarakat, hal ini di contohkan dalam kehidupan sehari-hari
perlakuan dalam proses pendidikan yang kita ajarkan kepada murid satu kelas,
dengan lingkungan yang sama tetapi tingkat pemahaman anak terhadap materi yang
kita ajarkan itu berbeda-beda.
Jadi
aliran konvergensi adalah aliran yang menggabungkan dua aliran di atas
(Nativisme dan Empirisme), Konvergensi adalah interaksi antara faktor hereditas
dan faktor lingkungan dalam proses perkembangan tingkah laku. Menurut aliran
ini hereditas tidak akan berkembang secara wajar apabila tidak diberi
rangsangan dari faktor lingkungan, sebaliknya rangsangan dari lingkungan tidak
akan membina perkembangan tingkah laku anak yang idial tanpa di pengaruhi oleh
faktor hereditas. Ada beberapa percobaan untuk memperkuat teori ini yaitu :
Dua
anak kembar identik, yang mempunyai bakat yang persis sama, didikan dan
dibesarkan dalam keluarga dengan lingkungan yang berbeda, akan mengembangkan
sifat-sifat yang juga berbeda.
Seorang
dengan taraf kecerdasan yang tergolong terbelakang, diberi didikan yang
sistematis untuk menguasai pelajaran-pelajaran sekolah menengah. Sampai akhir
percobaan itu, orang tersebut tidak menunjukkan kemajuan berarti.
Terbukti
dari kedua percobaan di atas bahwa lingkungan ada pengaruhnya terhadap
perkembangan seseorang, tetapi dalam batas pembawaan yang ada. Pada intinya
bahwa lingkungan dan pembawan sama-sama berpengaruh terhadap perkembangan
seseorang. Hal tersebut dibenarkan oleh Abdul Mujib bahwa penentuan kepribadian
seseorang ditentukan oleh kerja yang integral antara faktor internal (potensi
bawaan) maupun faktor eksternal (lingkungan pendidikan).
Menurut
Elizabeth B. Hurlock, baik faktor kondisi internal maupun faktor kondisi
eksternal akan dapat mempengaruhi tempo/kecepatan dan sifat atau kualitas
perkembangan seseorang. Tetapi sejauh mana kedua faktor tersebut sukar untuk
ditentukan, lebih-lebih lagi untuk dibedakan mana yang
penting dan kurang penting.
Paham
konvergensi ini berpendapat, bahwa di dalam perkembangan individu itu baik
dasar atau pembawaan ataupun lingkungan memainkan peranan perting. Realitas
menunjukkan bahwa warisan yang yang baik saja tanpa pengaruh lingkungan
kependidikan yang baik tidak akan dapat membina kepribadian yang ideal.
Sebaliknya, walaupun lingkungan pendidikan itu baik, tidak akan menghasilkan
kepribadian yang ideal juga. Bakat sebagai kemungkinan telah ada pada
masing-masing individu, akan tetapi bakat yang sudah tersedia itu perlu
menemukan lingkungan yang sesuai supaya dapat berkembang. Misalnya: Tiap
manusia yang normal memiliki bakat untuk berdiri tegak atas kedua kaki, bakat
ini tidak aktual (menjadi kenyataan) jika sekiranya anak manusia itu tidak
hidup dalam lingkungan masyarakat manusia. Anak yang semenjak kecilnya diasuh
oleh monyet maka ia tidak akan berdiri tegak diatas kedua kakinya, mungkin dia
akan berjalan dia akan berjalan diatas tangan dan kakinya (jadi seperti monyet).
Hukum
Perkembangan
Suatu
konsepsi yang biasanya bersifat deduktif dan menunjukkan adanya hubungan yang
ajeg(continue) serta dapat diramalkan sebelumnya antara variabel-variabel yang
empirik, hal itu lazimnya disebut sebagai hukum perkembangan.
Hukum-hukum perkembangan tersebut antara lain :
Hukum-hukum perkembangan tersebut antara lain :
1. Hukum
Tempo Perkembangan. Bahwa perkembangan jiwa tiap-tiap anak itu berlainan,
menurut temponya masing-masing perkembangan anak yang ada. Ada yang cepat (tempo
singkat) adapula yang lambat. Suatu saat ditemukan seorang anak yang cepat
sekali menguasai ketrampilan berjalan, berbicara,tetapi pada saat yang lain
ditemukan seorang anak yang berjalan dan berbicaranya lambat dikuasai. Mereka
memiliki tempo sendiri-sendiri.
2. Hukum
Irama Perkembangan. Hukum ini mengungkapkan bukan lagi cepat atau lambatnya
perkembangan anak, akan tetapi tentang irama atau rythme perkembangan. Jadi
perkembangan anak tersebut mengalami gelombang “pasang surut”. Mulai lahir
hingga dewasa, kadangkala anak tersebut mengalami juga kemunduran dalam suatu
bidang tertentu. Misalnya , akan mudah sekali diperhatikan jika mengamati
perkembangan pada anak-anak menjelang remaja. Ada anak yang menampakkan
kegoncangan yang hebat, tetapi adapula anak yang melewati masa tersebut dengan
tenang tanpa menunjukkan gejala-gejala yang serius.
3. Hukum
Konvergensi Perkembangan. Pandangan pendidikan tradisional di masa lalu
berpendapat bahwa hasil pendidikan yang dicapai anak selalu di hubung-hubungkan
dengan status pendidikan orang tuanya. Menurut kenyataan yang ada sekarang
ternyata bahwa pendapat lama itu tidak sesuai lagi dengan keadaan. Pandangan
lama ini dikuasai oleh aliran nativisme yang dipelopori Schopen Hauer yang
berpendapat bahwa manusia adalah hasil bentukan dari pembawaan.
4. Hukum
Kesatuan Organ. Tiap-tiap anak itu terdiri dari organ-organ tubuh , yang
merupakan satu kesatuan diantara organ-organ tersebut antara fungsi dan
bentuknya, tidak dapat dipisahkan berdiri integral. Contoh : perkembangan kaki
yang semakin besar dan panjang , mesti diiringi oleh perkembangan otak, kepala,
tangan dan lain-lainnya.
5. Hukum
Hierachi Perkembangan. Bahwa perkembangan anak itu tidak mungkin akan mencapai
suatu phase tertentu dengan spontan, akan tetapi harus melalui tingkat-tingkat
atau tahapan tertentu yang tersusun sedemikian rupa sehingga perkembangan diri
seorang menyerupai derajat perkembangan. Contoh : perkembangannya pikiran anak,
mesti didahului dengan perkembangan pengenalan dan pengamatan.
6. Hukum
Masa Peka. Masa peka ialah suatu masa yang paling tepat untuk berkembang suatu
fungsi kejiwaan atau fisik seseorang naka. Sebab perkembangan suatu fungsi
tersebut tidak berjalan secara serempak antara satu dengan lainnya. Contoh :
masa peka untuk berjalan bagi seorang anak itu pada awal tahun kedua dan untuk
berbicara sekitar tahun pertama. Istilah peka pertama kali ditampilkan oleh
seorang ahli biologi dari Belanda bernama Hugo de Vries (1848-1935), kemudian
istilah tersebut dibawa kedalam dunia pendidikan, khussusnya psikologi oleh
Maria Montessori (Italia 1870-1952).
7. Hukum
Mengembangkan Diri. Dorongan yang pertama adalah dorongan mempertahankan diri,
kemudian disusul dengan dorongan mengembangkan diri. Dorongan mempertahankan
diri terwujud misalnya dorongan makan dan menjaga keselamatan diri sendiri.
Contoh : * Anak menyatakan perasaan lapar, haus , sakit dalam bentuk menangis
maka tangisan itu dianggap sebagai dorongan mempertahankan diri.* Seorang anak
yang ingin menjadi juara, pandai dan sukses.
8. Hukum
Rekapitulasi. Perkembangan jiwa anak adalah ulangan kembali secara singkat dari
perkembangan manusia di dunia dari masa berburu hingga masa industri. Teori ini
berlangsung dengan lambat secara berabad-abad. Jika pengertian rekapitulasi ini
ditransfer ke psikologi perkembangan, dapat dikatakan bahwa perkembangan jiwa
anak mengalami ulangan ringkas dari sejarah kehidupan umat manusia.
S128Cash Bandar Betting Online Terbesar dan Terpercaya.
BalasHapusDisini Anda tidak perlu khawaitr atas kemenangan Anda, karena mau seberapa besar kemenangan Anda, S128Cash akan tetap membayarnya dan ini sudah terbukti !!
Sudah pastinya juga, disini tersedia semua permainan Fairplay yang sedang Populer saat ini, seperti :
- Sportsbook
- Live Casino
- Sabung Ayam Online
- IDN Poker
- Slot Games Online
- Tembak Ikan Online
- Klik4D
Karena Kenyamanan dan Kepuasan selalu diutamakan, S128Cash juga menyediakan berbagai BONUS, yaitu :
- BONUS NEW MEMBER 10%
- BONUS DEPOSIT SETIAP HARI 5%
- BONUS CASHBACK 10%
- BONUS 7x KEMENANGAN BERUNTUN !!
Segera Daftarkan dan Raih Kemenangan Anda bersama kami.
Untuk informasi lebih lanjut, bisa hubungi kami melalui :
- Livechat : Live Chat Judi Online
- WhatsApp : 081910053031
Link Alternatif :
- http://www.s128cash.biz
Judi Bola
Situs Judi Bola Online Terpercaya